Ketua Panwaslu Kota Lhokseumawe Zainal Bakri di Lhokseumawe, Rabu mengatakan, pemasangan reklame sosialisasi tersebut dilakukan di empat kecamatan di tempat-tempat yang memiliki nilai promotif dan dapat dilihat oleh khalayak ramai.
Sejumlah spanduk yang bertemakan sejumlah pesan pengawasan, pelanggaran dan juga sanksi pemilu tersebut, dipasang pada beberapa titik keramaian masyarakat.
"Jadi, intinya kita mengajak peserta pemilu, masyarakat dan semua pihak untuk bersama-sama mentaati dan mengawasi pemilu agar dapat berjalan sukses sebagaimana diharapkan," ujar dia.
Ia menyatakan, sosialisasi itu merupakan bagian dari edukasi politik kepada masyarakat dan mengkatkan partisipasi masyarakat dalam mengawasi pemilu secara bersama-sama.
"Karena pengawasan pemilu secara umum, bukan hanya terletak dipundak Panwaslu semata, namun semua masyarakat dan elemen memiliki peran dalam mengawasi pemilu, sehingga proses demokrasi yang berjalan diharapkan sesuai dengan aturan yang berlaku dan terciptanya pemilu yang baik dan berkualitas," tutur Zainal.
Oleh karena itu, Panwaslu sebagai lembaga pengawasan pemilu, sesuai dengan tugas dan fungsinya memandang perlu melakukan sosialisasi terhadap berbagai aturan dan pelanggaran pemilu agar masyarakat dan semua pihak yang terlibat dalam pemilu, baik langsung ataupun tidak langsung dapat mengetahuinya.
Sebelumnya, Panwaslu Kota Lhokseumawe pada 22 November 2013 telah melakukan focus diskusi group (FGD) dengan sejumlah komponen mitra strategis pengawasan pemilu yang berlangsung di cafe Ariski, Lhokseumawe.
Tujuan digelarnya FGD dengan sejumlah unsur dari mahasiswa, wartawan, LSM dan juga dari kalangan akademisi tersebut adalah untuk mendorong partisipasi masyarakat yang lebih besar terhadap pengawasan pemilu, kata Zainal.
(Muchlis)
