Banda Aceh, 15/12 (Antara) - Ribuan orang yang sebelumnya tumpah ruah ke Kota Banda Aceh untuk menyaksikan pengukuhan Malik Mahmud Al-Haytar sebagai Wali Nanggroe ke-9, akhirnya kembali ke daerah asalnya masing-masing di Provinsi Aceh.
Massa dari berbagai daerah di Aceh itu awalnya hendak menyaksikan pengukuhan Wali Nanggroe di gedung DPRA di Banda Aceh, Senin, namun tidak diperkanankan masuk ke ruang sidang paripurna kecuali yang membawa undangan resmi dari sekretariat dewan tersebut.
Masyarakat yang ingin menyaksikan pengukuhan Wali Nanggroe datang dari berbagai daerah di Aceh dengan mengendarai bus, mobil pribadi dan pikc up seperti dari Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Jaya dan Aceh Barat.
Sebelumnya, ribuan massa sempat merusak lampu taman dan melempar batu ke arah Makodim, selanjutnya aparat keamanan melepaskan beberapa kali tembakan ke udaran, sehingga massa membubarkan diri dan berkosentrasi di halaman Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
Massa marah karena aparat keamanan menyita bendera bulan bintang dari tangan mereka didepan Makodim.
Aparat keamanan memblokade simpang Kodim untuk mencegah massa menuju Pendopo Gubernur Aceh. Sementara di pendopo sedang berlangsung acara tepung tawari (peusijuek) Malik Mahmud yang telah dikukuhkan menjadi Wali Nanggroe Aceh ke-9.
Karena dihadang aparat keamanan, akhirnya massa berkosentrasi di ruas jalan depan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Tidak ada korban saat kejadian itu dan aparat keamanan kembali meminta massa tidak melakukan hal-hal yang merugikan.
Sebelumnya, Malik Mahmud Al-Haytar mengukuhkan diri sebagai Wali Nanggroe Aceh pada rapat paripurna istimewa DPRA yang ikut dihadiri Menpan dan RB Azwar Abubakar, serta sejumlah anggota DPR RI asal daerah pemilihan Aceh.
Selain itu, kegiatan pengukuhan Wali Nanggroe juga dihadiri Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Pandu Wibowo, Kapolda Aceh Irjen (Pol) Herman Efendi, serta mantan Gubernur Aceh Syamsuddin Mahmud.(Azhari)
Massa dari berbagai daerah di Aceh itu awalnya hendak menyaksikan pengukuhan Wali Nanggroe di gedung DPRA di Banda Aceh, Senin, namun tidak diperkanankan masuk ke ruang sidang paripurna kecuali yang membawa undangan resmi dari sekretariat dewan tersebut.
Masyarakat yang ingin menyaksikan pengukuhan Wali Nanggroe datang dari berbagai daerah di Aceh dengan mengendarai bus, mobil pribadi dan pikc up seperti dari Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Jaya dan Aceh Barat.
Sebelumnya, ribuan massa sempat merusak lampu taman dan melempar batu ke arah Makodim, selanjutnya aparat keamanan melepaskan beberapa kali tembakan ke udaran, sehingga massa membubarkan diri dan berkosentrasi di halaman Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
Massa marah karena aparat keamanan menyita bendera bulan bintang dari tangan mereka didepan Makodim.
Aparat keamanan memblokade simpang Kodim untuk mencegah massa menuju Pendopo Gubernur Aceh. Sementara di pendopo sedang berlangsung acara tepung tawari (peusijuek) Malik Mahmud yang telah dikukuhkan menjadi Wali Nanggroe Aceh ke-9.
Karena dihadang aparat keamanan, akhirnya massa berkosentrasi di ruas jalan depan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Tidak ada korban saat kejadian itu dan aparat keamanan kembali meminta massa tidak melakukan hal-hal yang merugikan.
Sebelumnya, Malik Mahmud Al-Haytar mengukuhkan diri sebagai Wali Nanggroe Aceh pada rapat paripurna istimewa DPRA yang ikut dihadiri Menpan dan RB Azwar Abubakar, serta sejumlah anggota DPR RI asal daerah pemilihan Aceh.
Selain itu, kegiatan pengukuhan Wali Nanggroe juga dihadiri Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Pandu Wibowo, Kapolda Aceh Irjen (Pol) Herman Efendi, serta mantan Gubernur Aceh Syamsuddin Mahmud.(Azhari)