Jakarta, 16/12 (Antara) - Pengamat politik Hanta Yudha AR memperkirakan akan ada empat pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang diusung partai politik dan gabungan partai politik pada Pemilu Presiden 2014.
"Dari empat kemungkinan empat pasangan tersebut, baru dua pasangan yang kemungkinan akan terjadi yakni pasangan yang akan diusung oleh PDI Perjuangan serta pasangan yang akan diusung oleh Partai Golkar," kata Hanta Yudha AR pada diskusi "Dialog Pilar Negara: Refleksi Akir Tahun Politik Indonesia" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin.
Pembicara lainnya pada diskusi tersebut adalah Ketua Fraksi PKB MPR RI Lukman Edy dan Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Maruarar Sirait.
Menurut Hanta Yudha, dua pasangan calon presiden yang akan terjadi adalah pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dari PDI Perjuangan dan dari Partai Golkar.
"Karena PDI Perjuangan dan Partai Golkar yang dukungan massa yang stabil dan elektabilitasnya cukup tinggi," kata Direktur Eksekutif Poltracking Intitute ini.
Dari Partai Golkar, kata dia, sudah pasti akan mengusung ketua umumnya, Aburizal Bakrie tapi PDI Perjuangan sampai saat ini belum memutuskan akan mengusung siapa.
Jika mencermati situasi yang berkembang, Hanta memperkirakan, PDI Perjuangan kemungkinan akan mengusung ketua umumnya Megawati Soekarnoputri atau kadernya yang saat ini menduduki jabatan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
Kemudian kata dia, pasangan calon presiden lainnya kemungkinan akan diusung oleh Partai Demokrat dan Partai Gerindra tapi harus berkoalisi dengan partai-partai politik lainnya.
Menurut dia, koalisi Partai Gerindra dan partai-partai politiknya lainnya kemungkinan akan mengusung Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, sebagai calon presiden.
Namun, koalisi Partai Demokrat dan partai-partai politik lainnya, belum memastikan akan mengusung siapa, karena masih akan menunggu hasil konvensi calon presiden.
"Partai Demokrat akan memilih calon presiden berdasarkan hasil survei yang akan dilakukan dalam dua tahap sebelum pemilu legislatif," katanya.
Terhadap Partai Demokrat, kata dia, calon presiden yang akan diusung bisa saja berbeda dengan figur pemenang konvensi.
Ia mencontohkan, pemenang konvensi adalah A tapi partai-partai politik lainnya menginginkan B untuk diusung sebagai calon presiden, maka bisa saja B yang akan diusung sebagai calon presiden.
"Jika hal ini sampai terjadi, maka hasil calon presiden Partai Demokrat akan sia-sia," katanya.(Riza Harahap)
"Dari empat kemungkinan empat pasangan tersebut, baru dua pasangan yang kemungkinan akan terjadi yakni pasangan yang akan diusung oleh PDI Perjuangan serta pasangan yang akan diusung oleh Partai Golkar," kata Hanta Yudha AR pada diskusi "Dialog Pilar Negara: Refleksi Akir Tahun Politik Indonesia" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin.
Pembicara lainnya pada diskusi tersebut adalah Ketua Fraksi PKB MPR RI Lukman Edy dan Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Maruarar Sirait.
Menurut Hanta Yudha, dua pasangan calon presiden yang akan terjadi adalah pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dari PDI Perjuangan dan dari Partai Golkar.
"Karena PDI Perjuangan dan Partai Golkar yang dukungan massa yang stabil dan elektabilitasnya cukup tinggi," kata Direktur Eksekutif Poltracking Intitute ini.
Dari Partai Golkar, kata dia, sudah pasti akan mengusung ketua umumnya, Aburizal Bakrie tapi PDI Perjuangan sampai saat ini belum memutuskan akan mengusung siapa.
Jika mencermati situasi yang berkembang, Hanta memperkirakan, PDI Perjuangan kemungkinan akan mengusung ketua umumnya Megawati Soekarnoputri atau kadernya yang saat ini menduduki jabatan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
Kemudian kata dia, pasangan calon presiden lainnya kemungkinan akan diusung oleh Partai Demokrat dan Partai Gerindra tapi harus berkoalisi dengan partai-partai politik lainnya.
Menurut dia, koalisi Partai Gerindra dan partai-partai politiknya lainnya kemungkinan akan mengusung Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, sebagai calon presiden.
Namun, koalisi Partai Demokrat dan partai-partai politik lainnya, belum memastikan akan mengusung siapa, karena masih akan menunggu hasil konvensi calon presiden.
"Partai Demokrat akan memilih calon presiden berdasarkan hasil survei yang akan dilakukan dalam dua tahap sebelum pemilu legislatif," katanya.
Terhadap Partai Demokrat, kata dia, calon presiden yang akan diusung bisa saja berbeda dengan figur pemenang konvensi.
Ia mencontohkan, pemenang konvensi adalah A tapi partai-partai politik lainnya menginginkan B untuk diusung sebagai calon presiden, maka bisa saja B yang akan diusung sebagai calon presiden.
"Jika hal ini sampai terjadi, maka hasil calon presiden Partai Demokrat akan sia-sia," katanya.(Riza Harahap)