Washington, 17/12 (Antara/AFP) - Presiden Afghanistan Hamid Karzai harus menandatangani kesepakatan keamanan bilateral mengenai masa depan tentara Amerika di negara yang dikoyak perang itu sesegera mungkin, kata seorang pejabat senior AS bersikeras Senin.
"Kami telah mengatakan bahwa ini perlu ditandatangani sesegera mungkin," kata Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Marie Harf, mengacu pada perjanjian untuk mengatur kehadiran pasukan AS di Afghanistan setelah akhir 2014 ketika pasukan internasional akan ditarik.
"Posisi kami mengenai hal itu tidak berubah, dan kami akan melanjutkan diskusi dengan Presiden Karzai, dengan rakyat Afghanistan tentang bagaimana hal ini bisa dilakukan secepat
mungkin," tambah Harf.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry dalam sebuah wawancara dengan televisi ABC yang ditayangkan Minggu tampaknya membuka pintu untuk memungkinkan penerus Karzai menandatangani kesepakatan keamanan bilateral.
Dia mengatakan: "Saya percaya bahwa Hamid Karzai, baik dia atau penerusnya, akan menandatangani kesepakatan ini."
Tetapi pemilihan presiden di Afghanistan tidak sampai bulan April, dan Kerry juga menekankan bahwa Karzai "harus menandatangani (perjanjian) ini."
Kesepakatan itu disepakati selama perundingan alot, yang mengatakan seharusnya disepakati pada akhir tahun ini. Tetapi setelah semua persyaratan disepakati, Karzai mundur dan mengatakan itu semua terserah kepada presiden berikutnya untuk menandatanganinya.
Perubahan sikap ini membuat marah Washington yang mengatakan tanpa kesepakatan di tempat itu akan mustahil untuk merencanakan kehadiran pasca-2014 guna membantu melatih pasukan keamanan Afghanistan.
Namun dengan lebih dari dua pekan tahun tersisa, kenyataannya adalah bahwa kesepakatan itu tidak mungkin ditandatangani pada 31 Desember.
Dalam hal ini Harf menekankan: "Saya tidak ingin menempatkan tenggat waktu keras dan cepat dalam hal-hal seperti ini."
"Kami telah mengatakan bahwa ini perlu ditandatangani sesegera mungkin," kata Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Marie Harf, mengacu pada perjanjian untuk mengatur kehadiran pasukan AS di Afghanistan setelah akhir 2014 ketika pasukan internasional akan ditarik.
"Posisi kami mengenai hal itu tidak berubah, dan kami akan melanjutkan diskusi dengan Presiden Karzai, dengan rakyat Afghanistan tentang bagaimana hal ini bisa dilakukan secepat
mungkin," tambah Harf.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry dalam sebuah wawancara dengan televisi ABC yang ditayangkan Minggu tampaknya membuka pintu untuk memungkinkan penerus Karzai menandatangani kesepakatan keamanan bilateral.
Dia mengatakan: "Saya percaya bahwa Hamid Karzai, baik dia atau penerusnya, akan menandatangani kesepakatan ini."
Tetapi pemilihan presiden di Afghanistan tidak sampai bulan April, dan Kerry juga menekankan bahwa Karzai "harus menandatangani (perjanjian) ini."
Kesepakatan itu disepakati selama perundingan alot, yang mengatakan seharusnya disepakati pada akhir tahun ini. Tetapi setelah semua persyaratan disepakati, Karzai mundur dan mengatakan itu semua terserah kepada presiden berikutnya untuk menandatanganinya.
Perubahan sikap ini membuat marah Washington yang mengatakan tanpa kesepakatan di tempat itu akan mustahil untuk merencanakan kehadiran pasca-2014 guna membantu melatih pasukan keamanan Afghanistan.
Namun dengan lebih dari dua pekan tahun tersisa, kenyataannya adalah bahwa kesepakatan itu tidak mungkin ditandatangani pada 31 Desember.
Dalam hal ini Harf menekankan: "Saya tidak ingin menempatkan tenggat waktu keras dan cepat dalam hal-hal seperti ini."