Kediri (Antara) - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Anang Iskandar mengatakan banyak pengguna takut melapor sebagai pengguna narkotika.
"Mereka masih takut untuk melapor, padahal untuk saat ini diarahkan agar pengguna itu disidik, dituntut, dan direhabilitasi," katanya saat meresmikan gedung baru BNN Kota Kediri, Sabtu.
Pihaknya mengemukakan rata-rata pengguna hanya menjadi korban.
Anang mengatakan biasanya para calon pengguna diberi iming-iming narkoba yang awalnya gratis oleh pengedar, tapi setelahnya diharapkan membeli.
Pihaknya menyebut, saat ini terus berusaha untuk melakukan komunikasi dan kerjasama dengan seluruh pihak, terutama rumah sakit untuk keperluan Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) bagi korban penyalahgunaan narkotika. Di Kediri, IPWL yang ditunjuk adalah RS Bhayangkara Kediri.
"Di Thailand, bisa menggunakan milik tentara atau polisi, dan di Indonessia pun pasti bisa. Kami akan kerjasama dengan rumah sakit," katanya.
Selain itu, kata Anang, jumlah kantor BNN sendiri juga masih terbatas. Di seluruh Indonesia, saat ini jumlahnya masih sekitar 100 unit dari seharusnya 500 unit.
Ia mengatakan, pada 2012, anggaran untuk BNN mencapai Rp20 miliar tapi hanya terserap sekitar Rp2 miliar.
"Mereka masih takut untuk melapor, padahal untuk saat ini diarahkan agar pengguna itu disidik, dituntut, dan direhabilitasi," katanya saat meresmikan gedung baru BNN Kota Kediri, Sabtu.
Pihaknya mengemukakan rata-rata pengguna hanya menjadi korban.
Anang mengatakan biasanya para calon pengguna diberi iming-iming narkoba yang awalnya gratis oleh pengedar, tapi setelahnya diharapkan membeli.
Pihaknya menyebut, saat ini terus berusaha untuk melakukan komunikasi dan kerjasama dengan seluruh pihak, terutama rumah sakit untuk keperluan Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) bagi korban penyalahgunaan narkotika. Di Kediri, IPWL yang ditunjuk adalah RS Bhayangkara Kediri.
"Di Thailand, bisa menggunakan milik tentara atau polisi, dan di Indonessia pun pasti bisa. Kami akan kerjasama dengan rumah sakit," katanya.
Selain itu, kata Anang, jumlah kantor BNN sendiri juga masih terbatas. Di seluruh Indonesia, saat ini jumlahnya masih sekitar 100 unit dari seharusnya 500 unit.
Ia mengatakan, pada 2012, anggaran untuk BNN mencapai Rp20 miliar tapi hanya terserap sekitar Rp2 miliar.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2013