Bandung (ANTARA) - Perusahaan refinery dari anak perusahaan Astra, PT. Astra Agro Lestari akan mulai beroperasi massal Januari 2014.
Menurut Direktur Keuangan AALI, Rudy Chen, perusahaan di Tanjung Bakau, Kalimantan tersebut sudah mulai produksi hanya belum secara massal.
"Januari 2014 mulai produksi massal," kata Rudy di Bandung, Jumat malam.
Perusahaan ini memiliki kapasitas input Crude Palm Oil (CPO) sebanyak 2000 ton per hari untuk dijadikan produk turunan seperti Sterin, Olein dan PFAD.
"Olein 75 persen, Sterin 20 persen, sisanya PFAD sebanyak 5 persen," kata Rudy.
Untuk mendistribusikan hasil produk turun CPO tersebut, Rudy menyebutkan sudah bekerjasama dengan perusahaan sawit asal Malaysia, KLK untuk membangun perusahaan joint venture marketing di Singapura.
"Ada JV marketing untuk distribusi hasil produk. Astra punya 49 persen saham dan KLK 51 persen," katanya.
Investasi yang dikeluarkan untuk pembangunan perusahaan refinery ini mencapai 70 juta dolar Amerika. Sedangkan untuk perusahaan joint venture, Rudy menyebut setorannya sebesar 2 juta dolar Singapura.
"49 persennya itu kira-kira 980 ribu dolar Singapura," katanya.
Sementara itu, produksi CPO dari AALI hingga Oktober 2013 mencapao 1,236,765 ton atau naik 4,55 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Hingga kini, komposisi penanaman masih didominasi oleh nuecleus dengan total 78,4 persen dan Plasma atau KKPA dengan total 21,6 persen.
Menurut Direktur Keuangan AALI, Rudy Chen, perusahaan di Tanjung Bakau, Kalimantan tersebut sudah mulai produksi hanya belum secara massal.
"Januari 2014 mulai produksi massal," kata Rudy di Bandung, Jumat malam.
Perusahaan ini memiliki kapasitas input Crude Palm Oil (CPO) sebanyak 2000 ton per hari untuk dijadikan produk turunan seperti Sterin, Olein dan PFAD.
"Olein 75 persen, Sterin 20 persen, sisanya PFAD sebanyak 5 persen," kata Rudy.
Untuk mendistribusikan hasil produk turun CPO tersebut, Rudy menyebutkan sudah bekerjasama dengan perusahaan sawit asal Malaysia, KLK untuk membangun perusahaan joint venture marketing di Singapura.
"Ada JV marketing untuk distribusi hasil produk. Astra punya 49 persen saham dan KLK 51 persen," katanya.
Investasi yang dikeluarkan untuk pembangunan perusahaan refinery ini mencapai 70 juta dolar Amerika. Sedangkan untuk perusahaan joint venture, Rudy menyebut setorannya sebesar 2 juta dolar Singapura.
"49 persennya itu kira-kira 980 ribu dolar Singapura," katanya.
Sementara itu, produksi CPO dari AALI hingga Oktober 2013 mencapao 1,236,765 ton atau naik 4,55 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Hingga kini, komposisi penanaman masih didominasi oleh nuecleus dengan total 78,4 persen dan Plasma atau KKPA dengan total 21,6 persen.
Pewarta: Deny Yuliansari
Editor: Aditia Maruli