Jakarta (ANTARA) - Model Nadya Hutagalung mengaku patah hati saat menyaksikan terumbu karang yang pernah ia lihat rusak, kehilangan warna.
"It broke my heart (Itu membuat hati saya patah)," katanya saat konferensi pers "Indonesia Tatler-Panda Ball" di Jakarta, Jumat.
Artis kelahiran Australia itu menuturkan bahwa ia pertama kali berkenalan dengan kegiatan menyelam sekitar 20 tahun lalu.
Saat pertama kali menyelam di perairan Thailand, rasa takutnya langsung sirna ketika melihat warna-warni terumbu karang dan ikan-ikan yang berseliweran.
"Di bawah laut rupanya kaya," tuturnya.
Dua-tiga tahun setelah penyelaman pertamanya, Nadya kembali ke perairan yang pernah ia selami untuk menikmati keindahan dunia bawah laut.
"Ternyata, enggak ada apa-apa lagi di sana. Terumbu karang warnanya sama semua. Ikan ada di jaring," kata Nadya, yang kini tinggal di Singapura.
"It broke my heart. Apalagi saat itu saya sudah jadi ibu. Anak saya enggak pernah lihat (keindahan laut) ini nanti," katanya.
Duta WWF Earth Hour itu juga pernah mengunjungi perairan Filipima yang tersohor dengan populasi hiu-pausnya.
"Tapi di sana saya enggak lihat apa-apa. Itu karena climate change, whale-shark enggak suka air panas," katanya.
Indonesia, menurut dia, sangat kaya dengan keindahan laut.
"Saya encourage (mendorong) orang untuk travel (bepergian) di negeri sendiri. Kenali negeri sendiri, nanti kalian jadi tahu betapa pentingnya negeri kita ini," katanya.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maryati
COPYRIGHT © 2013
"It broke my heart (Itu membuat hati saya patah)," katanya saat konferensi pers "Indonesia Tatler-Panda Ball" di Jakarta, Jumat.
Artis kelahiran Australia itu menuturkan bahwa ia pertama kali berkenalan dengan kegiatan menyelam sekitar 20 tahun lalu.
Saat pertama kali menyelam di perairan Thailand, rasa takutnya langsung sirna ketika melihat warna-warni terumbu karang dan ikan-ikan yang berseliweran.
"Di bawah laut rupanya kaya," tuturnya.
Dua-tiga tahun setelah penyelaman pertamanya, Nadya kembali ke perairan yang pernah ia selami untuk menikmati keindahan dunia bawah laut.
"Ternyata, enggak ada apa-apa lagi di sana. Terumbu karang warnanya sama semua. Ikan ada di jaring," kata Nadya, yang kini tinggal di Singapura.
"It broke my heart. Apalagi saat itu saya sudah jadi ibu. Anak saya enggak pernah lihat (keindahan laut) ini nanti," katanya.
Duta WWF Earth Hour itu juga pernah mengunjungi perairan Filipima yang tersohor dengan populasi hiu-pausnya.
"Tapi di sana saya enggak lihat apa-apa. Itu karena climate change, whale-shark enggak suka air panas," katanya.
Indonesia, menurut dia, sangat kaya dengan keindahan laut.
"Saya encourage (mendorong) orang untuk travel (bepergian) di negeri sendiri. Kenali negeri sendiri, nanti kalian jadi tahu betapa pentingnya negeri kita ini," katanya.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maryati
COPYRIGHT © 2013