Langkat, Sumut
(ANTARA) - Erupsi gunung Sinabung di Kabupaten Tanah Karo Provinsi
Sumatera Utara, membuat 283 warga dari empat desa yang ada di kecamatan
Namanteran, kini mengungsi ke Kabupaten Langkat.
"Kini sudah 283 pengungsi yang ditampung di balai desa Telagah kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat," kata Kepala Kecamatan Sei Bingei Akhyar di Sei Bingei, Jumat.
Ia mengatakan, pengungsi yang datang dari Kabupaten Tanah Karo karena erupsi Gunung Sinabung itu terdiri atas 137 laki-laki, 146 perempuan. Sebanyak 44 di antaranya adalah balita, 81 anak-anak, 151 orang dewasa dan tujuh lansia.
Bila dlihat dari desa asal mereka, ujar Akhyar, 118 orang berasal dari desa Kebayaken, 152 orang berasal dari desa Kuta Rakyat, delapan orang dari desa Sigarang-garang dan lima orang dari desa Kuta Gunggung.
Kepala Wilayah kecamatan Sei Bingei tersebut juga menjelaskan bahwa anak-anak pengungsi yang masih menempuh pendidikan, kini disekolahkan di sekolah dasar maupun sekolah menengah pertama yang ada di Desa Telagah.
Sebanyak 40 anak masih mengenyam pendidikan SD dan 16 anak di SMP. Mereka tetap mengikuti bersekolah agar tidak ketinggalan dalam mengikuti pelajaran saat kembali ke daerah asalnya.
Sementara itu, petugas medis yang ditemui di posko kesehatan sekitar lokasi penampungan, Sri Manaham menjelaskan, terdapat 52 pengungsi yang menjalani perawatan kesehatan karena penyakit yang mereka derita, seperti batuk, pilek, demam, sakit gigi, sakit kepala, garal-gatal, alergi, dan sakit perut.
Ia juga mengatakan, terdapat pengungsi yang melahirkan yakni Lista Boru Ginting (28) dan sudah mendapat perawatan di salah satu rumah sakit di kota Binjai.
"Kini sudah 283 pengungsi yang ditampung di balai desa Telagah kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat," kata Kepala Kecamatan Sei Bingei Akhyar di Sei Bingei, Jumat.
Ia mengatakan, pengungsi yang datang dari Kabupaten Tanah Karo karena erupsi Gunung Sinabung itu terdiri atas 137 laki-laki, 146 perempuan. Sebanyak 44 di antaranya adalah balita, 81 anak-anak, 151 orang dewasa dan tujuh lansia.
Bila dlihat dari desa asal mereka, ujar Akhyar, 118 orang berasal dari desa Kebayaken, 152 orang berasal dari desa Kuta Rakyat, delapan orang dari desa Sigarang-garang dan lima orang dari desa Kuta Gunggung.
Kepala Wilayah kecamatan Sei Bingei tersebut juga menjelaskan bahwa anak-anak pengungsi yang masih menempuh pendidikan, kini disekolahkan di sekolah dasar maupun sekolah menengah pertama yang ada di Desa Telagah.
Sebanyak 40 anak masih mengenyam pendidikan SD dan 16 anak di SMP. Mereka tetap mengikuti bersekolah agar tidak ketinggalan dalam mengikuti pelajaran saat kembali ke daerah asalnya.
Sementara itu, petugas medis yang ditemui di posko kesehatan sekitar lokasi penampungan, Sri Manaham menjelaskan, terdapat 52 pengungsi yang menjalani perawatan kesehatan karena penyakit yang mereka derita, seperti batuk, pilek, demam, sakit gigi, sakit kepala, garal-gatal, alergi, dan sakit perut.
Ia juga mengatakan, terdapat pengungsi yang melahirkan yakni Lista Boru Ginting (28) dan sudah mendapat perawatan di salah satu rumah sakit di kota Binjai.
Pewarta: Imam Fauzi
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © 2013