Setiap tamu atau wisatawan yang datang ke Kabupaten
Simeulue, Provinsi Aceh, rasanya belum sempurna bila belum mencicipi menu
masakan lobster.
Lobster merupakan komoditas unggulan, yang tidak dimiliki
daerah lainnya di Aceh. Oleh karenanya Pemerintah Kabupaten Simeulue terus
berupaya agar komoditas lobster ini menjadi ekonomi andalan masyarakatnya.
Kabupaten Simuelue merupakan daerah kepulauan yang pada
tahun 1970 hingga 1980-an sudah dikenal sebagai penghasil cengkeh terbesar di
Aceh.
Pada waktu itu, seluruh hasil cengkeh dibawa ke Pulau Jawa,
karena di daerah itu paling banyak industri rokok kretek.
Namun, sejak harga cengkeh merosot, nama daerah kepulauan
tersebut perlahan-lahan menghilang dari ingatan orang, baik di Aceh sendiri
maupun masyarakat yang ada di berbagai daerah di Tanah Air.
Sebagai wilayah kepulauan, potensi utama daerah ini paling
besar di bidang perikanan. Meskipun pengembangannya masih sangat tradisional,
namun hasil laut yang cukup terkenal sekarang ini adalah lobster, selain jenis
ikan lainnya.
Kepala Bappeda Aceh Abubakar Karim merasa yakin bahwa
lobster akan menjadi komoditas unggulan daerah Simeulue, karena ikan itu tidak
terdapat di perairan laut di daerah manapun.
Oleh karenanya,
apabila orang ingin menikmati lobster, maka harus pergi ke Simeulue, katanya.
Bagi penggemar
kuliner makanan laut, daerah ini merupakan surga makanan tersebut. Berbagai
jenis lobster dapat ditemukan disini, antara lain lobster mutiara yang
merupakan jenis unggulan, dan jenis lobster batu. Kedua jenis lobster ini
selalu dicari oleh penggemar makanan seafood, kata Bupati Simeulue Riswan.
Sejumlah objek wisata
dan restoran, selalu menyediakan lobster, sehingga ikan jenis udang tersebut
menjadi menu utama.
"Kita sudah mewajibkan kepada pengelola restoran baik
yang ada di kota maupun di objek wisata untuk selalu menyediakan lobster,
sehingga lebih dikenal masyarakat, terutama yang datang ke daerah ini,"
katanya.
Simeulue merupakan kabupaten yang terletak di Lautan Hindia
dengan jarak 105 mil laut dari Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, atau 85 mil laut
dari Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan.
Hasil tangkapan ikan perairan laut Sinabang yang mampu
dilakukan nelayan rata-rata per tahun, misalnya lobster sekitar 20 ton, tripang
10 ton, kerapu sulu 200 ton, kerapu macan 300 ton, tuna mata besar 0,43 ton,
tenggiri 184 ton, dan cakalang 358 ton. (Heru Dwi S)