FOTO ANTARA/Irwansyah Putra/Koz/Spt/13. |
Banda Aceh, 14/11 (Antara) - Bupati Aceh Tengah Nasaruddin meminta masyarakat daerahnya tidak hanya pasrah dengan bencana alam tapi harus bersikap waspada sebagai upaya bersama mengantisipasi dan memperkecil dampak yang ditimbulkan dari sebuah bencana.
"Bencana seperti gempa tidak dapat diprediksi tempat dan waktunya terjadi namun masyarakat jangan pasrah tapi diperlukan sikap waspada dan mawas diri guna meminimalkan dampaknya jika terjadi," katanya di Takengon, Kamis.
Dalam sambutan yang dibacakan staf ahli bidang kesejahteraan dan sumberdaya manusia Hasbi Syam, bupati menegaskan kembalibahwa bencana atau musibah tidak dapat diprediksi, termasuk kebakaran.
Oleh karena itu, Nasaruddin mengajak para peserta pendidikan dan pelatihan serta simulasi kebakaran agar senantiasa melatih diri untuk meningkatkan rasa waspada terhadap bencana kebakaran yang tidak dapat diprediksi tempat dan waktu kejadiannya.
"Melalui latihan secara terus menerus akan meningkatkan kecakapan yang sangat diperlukan sewaktu-waktu untuk bertindak sesuai standar prosedur ketika musibah kebakaran terjadi," katanya di hadapan puluhan peserta simulasi kebakaran itu.
Bupati juga menyatakan optimismenya terhadap kegiatan simulasi ini. Dengan simulasi itu diyakini dan ditambah dengan sarana dan perlengkapan maka dapat meminimalisir dampak kerugian akibat bencana, terutama kebakaran.
Apalagi, Aceh Tengah merupakan salah satu daerah rawan bencana alam seperti tanah longsor, gempa bumi serta kebakaran. Gempa dahsyat berkekuatan 6,2 skala richter merusak belasan ribu rumah penduduk dan fasilitas umum pada 1 Juli 2013.
Selain itu, Aceh Tengah juga rawan kebakaran hutan terutama pada musim kering karena sebagian kawasan hutan daerah ini didominasi tumbuhan rumput ilalang dan pohon pinus.
Sementara itu Sekretaris BPBD Aceh Tengah Masrizal Eddy, mengatakan seharusnya pelatihan dan simulasi ini diikuti oleh 62 orang peserta, namun tujuh diantaranya tidak hadir tanpa alasan.(Azhari)
"Bencana seperti gempa tidak dapat diprediksi tempat dan waktunya terjadi namun masyarakat jangan pasrah tapi diperlukan sikap waspada dan mawas diri guna meminimalkan dampaknya jika terjadi," katanya di Takengon, Kamis.
Dalam sambutan yang dibacakan staf ahli bidang kesejahteraan dan sumberdaya manusia Hasbi Syam, bupati menegaskan kembalibahwa bencana atau musibah tidak dapat diprediksi, termasuk kebakaran.
Oleh karena itu, Nasaruddin mengajak para peserta pendidikan dan pelatihan serta simulasi kebakaran agar senantiasa melatih diri untuk meningkatkan rasa waspada terhadap bencana kebakaran yang tidak dapat diprediksi tempat dan waktu kejadiannya.
"Melalui latihan secara terus menerus akan meningkatkan kecakapan yang sangat diperlukan sewaktu-waktu untuk bertindak sesuai standar prosedur ketika musibah kebakaran terjadi," katanya di hadapan puluhan peserta simulasi kebakaran itu.
Bupati juga menyatakan optimismenya terhadap kegiatan simulasi ini. Dengan simulasi itu diyakini dan ditambah dengan sarana dan perlengkapan maka dapat meminimalisir dampak kerugian akibat bencana, terutama kebakaran.
Apalagi, Aceh Tengah merupakan salah satu daerah rawan bencana alam seperti tanah longsor, gempa bumi serta kebakaran. Gempa dahsyat berkekuatan 6,2 skala richter merusak belasan ribu rumah penduduk dan fasilitas umum pada 1 Juli 2013.
Selain itu, Aceh Tengah juga rawan kebakaran hutan terutama pada musim kering karena sebagian kawasan hutan daerah ini didominasi tumbuhan rumput ilalang dan pohon pinus.
Sementara itu Sekretaris BPBD Aceh Tengah Masrizal Eddy, mengatakan seharusnya pelatihan dan simulasi ini diikuti oleh 62 orang peserta, namun tujuh diantaranya tidak hadir tanpa alasan.(Azhari)