Klungkung, Bali (Antaraaceh) - Tokoh lintas agama menggelar doa bersama mengenang empat tahun wafatnya KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) dipusatkan di Ashram Gandhi Puri, Kabupaten Klungkung, Bali, Jumat.
Acara tersebut dihadiri tokoh agama Hindu, Protestan, Katolik, Islam, Konghucu dan Buddha.
Tokoh lintas agama itu memanjatkan doa sesuai dengan keyakinan agamanya masing-masing untuk mendoakan tokoh PBNU Gus Dur.
Hadir antara lain Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (NU) Ali Masykur Musa untuk mendoakan Gus Dur secara Islam agar rohnya mendapatkan tempat yang layak sesuai dengan amal perbuatan yang pernah di lakukan di dunia ini.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bali Ida Bagus Gede Wiyana mengatakan banyak hal yang dapat diteladani dari sosok Gus Dur. Salah satunya adalah rasa untuk saling menyayangi.
"Gus Dur mengajarkan kita untuk saling menyayangi. 'Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik, orang tak pernah bertanya apa pun agamamu'," ujar Wiyana menirukan ucapan Gus Dur.
Sementara itu, Ali Masykur Musa mengatakan Gus Dur memaknai ke-Indonesian sebagai kemajemukan yang dirajut dengan kesetaraan dan keadilan yang tak boleh diciderai, apalagi dengan kekerasan.
"Peringatan ini sebagai upaya kami agar kebhinnekaan Indonesia tak boleh luntur. Kami tergerak untuk mengembalikan semangat dan kesadaran supaya lebih menghargai perbedaan serta tidak terjebak gerakan intoleransi," katanya.
Pewarta: I Komang Suparta
Acara tersebut dihadiri tokoh agama Hindu, Protestan, Katolik, Islam, Konghucu dan Buddha.
Tokoh lintas agama itu memanjatkan doa sesuai dengan keyakinan agamanya masing-masing untuk mendoakan tokoh PBNU Gus Dur.
Hadir antara lain Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (NU) Ali Masykur Musa untuk mendoakan Gus Dur secara Islam agar rohnya mendapatkan tempat yang layak sesuai dengan amal perbuatan yang pernah di lakukan di dunia ini.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bali Ida Bagus Gede Wiyana mengatakan banyak hal yang dapat diteladani dari sosok Gus Dur. Salah satunya adalah rasa untuk saling menyayangi.
"Gus Dur mengajarkan kita untuk saling menyayangi. 'Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik, orang tak pernah bertanya apa pun agamamu'," ujar Wiyana menirukan ucapan Gus Dur.
Sementara itu, Ali Masykur Musa mengatakan Gus Dur memaknai ke-Indonesian sebagai kemajemukan yang dirajut dengan kesetaraan dan keadilan yang tak boleh diciderai, apalagi dengan kekerasan.
"Peringatan ini sebagai upaya kami agar kebhinnekaan Indonesia tak boleh luntur. Kami tergerak untuk mengembalikan semangat dan kesadaran supaya lebih menghargai perbedaan serta tidak terjebak gerakan intoleransi," katanya.
Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2013
COPYRIGHT © 2013