Banda Aceh, 9/12 (Antara) - Dua sungai yang melingkari Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, sudah tercemar merkuri dan limbah lainnya, akibat aktivitas pengolahan emas secara tidak ramah lingkungan, kata Bupati setempat H T Alaidinsyah.
Ia mengatakan di Meulaboh, Senin, Sungai Woyla dan Sungai Meurebo merupakan bagian dari 73 sungai besar dan terpanjang di Provinsi Aceh yang juga menjadi salah satu sumber mata pencarian masyarakat.
"Sekarang, kondisi kedua sungai itu sangat memperihatinkan karena telah tercemari oleh merkuri dan hasil limbah lain, sehingga berbahaya yang dapat merusak lingkungan," katanya.
Hal itu disampaikan dalam sambutannya pada acara kampanye lingkungan pengelolaan emas yang terindikasi dapat merusak lingkungan dan kesehatan masyarakat di Desa Gampong Belakang, Kecamatan Johan Pahlawan.
Bupati menyatakan, dua sungai yang berada di wilayah Aceh Barat tersebut selain digunakan sebagai objek pendulangan emas tradisional seperti di Kecamatan Sungai Mas di sebagian aliran lain juga dimanfataakan untuk menyelam lokan (seunom kreung).
"Kita akan menindak tegas siapapun melakukan pengrusakan lingkungan melalui pengelolaan emas yang menggunakan bahan berbahaya, karena dapat berakibat bagi rusaknya kesehatan masyarakat sekitar aliran sungai," imbuhnya.
Lebih lanjut dikatakan, untuk mengintensifkan pengawasan Pemkab Aceh Barat akan berkoordinasi dengan pihak terkait sebagai bentuk dukungan upaya perlawanan terhadap para pelaku pengelolaan emas tidak ramah lingkungan.
Alaidinsyah menyebutkan, pihaknya tidak melarang masyarakat mencari rezeki dari sumber daya alam di sepanjang aliran sungai yang mengandung kadar emas di kawasan itu, namun haruslah pengelolaannya dengan cara ramah lingkungan.
Ia mengharapkan melalui kegiatan kampanye lingkungan tersebut dapat mengurangi pencemaran atau kerusakan lingkungan akibat ulah manusia sehingga potensi sumber daya alam dimiliki dapat diambil tanpa ada pihak yang dirugikan.
"Bahkan ada sebagian masyarakat memanfaatkan aliran sungai untuk mencari rejeki dengan menyelam mencari lokan, dan hal ini butuh kesepahaman untuk bersama-sama kita menjaganya," katanya menambahkan.
Ia mengatakan di Meulaboh, Senin, Sungai Woyla dan Sungai Meurebo merupakan bagian dari 73 sungai besar dan terpanjang di Provinsi Aceh yang juga menjadi salah satu sumber mata pencarian masyarakat.
"Sekarang, kondisi kedua sungai itu sangat memperihatinkan karena telah tercemari oleh merkuri dan hasil limbah lain, sehingga berbahaya yang dapat merusak lingkungan," katanya.
Hal itu disampaikan dalam sambutannya pada acara kampanye lingkungan pengelolaan emas yang terindikasi dapat merusak lingkungan dan kesehatan masyarakat di Desa Gampong Belakang, Kecamatan Johan Pahlawan.
Bupati menyatakan, dua sungai yang berada di wilayah Aceh Barat tersebut selain digunakan sebagai objek pendulangan emas tradisional seperti di Kecamatan Sungai Mas di sebagian aliran lain juga dimanfataakan untuk menyelam lokan (seunom kreung).
"Kita akan menindak tegas siapapun melakukan pengrusakan lingkungan melalui pengelolaan emas yang menggunakan bahan berbahaya, karena dapat berakibat bagi rusaknya kesehatan masyarakat sekitar aliran sungai," imbuhnya.
Lebih lanjut dikatakan, untuk mengintensifkan pengawasan Pemkab Aceh Barat akan berkoordinasi dengan pihak terkait sebagai bentuk dukungan upaya perlawanan terhadap para pelaku pengelolaan emas tidak ramah lingkungan.
Alaidinsyah menyebutkan, pihaknya tidak melarang masyarakat mencari rezeki dari sumber daya alam di sepanjang aliran sungai yang mengandung kadar emas di kawasan itu, namun haruslah pengelolaannya dengan cara ramah lingkungan.
Ia mengharapkan melalui kegiatan kampanye lingkungan tersebut dapat mengurangi pencemaran atau kerusakan lingkungan akibat ulah manusia sehingga potensi sumber daya alam dimiliki dapat diambil tanpa ada pihak yang dirugikan.
"Bahkan ada sebagian masyarakat memanfaatkan aliran sungai untuk mencari rejeki dengan menyelam mencari lokan, dan hal ini butuh kesepahaman untuk bersama-sama kita menjaganya," katanya menambahkan.