Banda Aceh, 23/12 (Antaraaceh) - Pemerintah menyerahkan tujuh rancangan Qanun (Perda) kepada DPRA untuk dibahas dan disahkan menjadi Qanun, namun tidak termasuk didalamnya rancangan Qanun Jinayah.
Tujuh rancangan Qanun Aceh tersebut disampaikan Sekda Aceh Darmawan pada masa persidangan VI 5 DPR Aceh di Banda Aceh, Senin.
Tujuh rancangan Qanun yang diserahkan ke DPR Aceh itu yakni tentang pengelolaan barang milik Aceh terdiri dari 22 bab dan 64 pasal. Rancangan Qanun tentang penyertaan modal Pemerintah Aceh pada Badan Usaha Milik Aceh terdiri dari delapan bab dan 10 pasal.
Selanjutnya rancangan Qanun tentang rencana tata ruang wilayah Aceh (RTRWA) terdiri dari 11 bab dan 85 pasal. Rancangan Qanun Aceh tentang pengelolaan pertambangan, mineral dan batubara yang terdiri dari 21 bab dan 156 pasal.
Kemudian rancangan Qanun Aceh tentang retribusi jasa usaha yang terdiri dari 21 bab dan 50 pasal. Rancangan Qanun Aceh tentang retribusi jasa umum terdiri dari 18 bab dan 30 pasal. Rancangan Qanun Aceh tentang retribusi perizinan tertentu terdiri dari 20 bab dan 42 pasal. (Azhari)
Tujuh rancangan Qanun Aceh tersebut disampaikan Sekda Aceh Darmawan pada masa persidangan VI 5 DPR Aceh di Banda Aceh, Senin.
Tujuh rancangan Qanun yang diserahkan ke DPR Aceh itu yakni tentang pengelolaan barang milik Aceh terdiri dari 22 bab dan 64 pasal. Rancangan Qanun tentang penyertaan modal Pemerintah Aceh pada Badan Usaha Milik Aceh terdiri dari delapan bab dan 10 pasal.
Selanjutnya rancangan Qanun tentang rencana tata ruang wilayah Aceh (RTRWA) terdiri dari 11 bab dan 85 pasal. Rancangan Qanun Aceh tentang pengelolaan pertambangan, mineral dan batubara yang terdiri dari 21 bab dan 156 pasal.
Kemudian rancangan Qanun Aceh tentang retribusi jasa usaha yang terdiri dari 21 bab dan 50 pasal. Rancangan Qanun Aceh tentang retribusi jasa umum terdiri dari 18 bab dan 30 pasal. Rancangan Qanun Aceh tentang retribusi perizinan tertentu terdiri dari 20 bab dan 42 pasal. (Azhari)
