Banda Aceh, 25/12 (Antaraaceh) – Kwartir Daerah (Kwarda) Pramuka Aceh bersama Dinas Pendidikan Aceh pada tahun 2014 akan menguatkkan keberadaan gerakkan kepramukaan di sekolah guna memperkuat karakter anak didik.
Pernyataan tersebut disampaikan, Wakil Ketua Binawasa Kwarda Pramuka Aceh, Drs Anas M Adam M.Pd pada pembukaan Kursus Pelatih Pembina Pramuka Dasar (KPD), Selasa (24/12) malam di Hotel Jeumpa, Lhoong Raya Banda Aceh.
Keberadaan gerakan pramuka di sekolah, sebut Anas, sangat penting terus dikembangkan dalam rangka membangun karakter dan akhlak anak didik kearah yang lebih baik . Selama ini, anak-anak di sekolah dipaksakan menghafal semua mata pelajar, sehingga apa yang dipelajari di sekolah tidak pernah tertanam dalam hati nurani mereka.
“Pola pendidikan di Indonesia banyak dan berat, sehingga sangat membebani anak didik. Anak-anak tidak enjoy dalam menerima ilmu – setelah diteliti, ternyata ada pelajaran yang seharusnya diajarkan di SMP atau di SMA seperti pelajaran Himpunan, malah diberikan di untuk SD. Ini sebuah kekeliruan yang harus segera diperbaiki,” kata Anas M Adam yang juga Kepala Dinas Pendidikan Aceh.
Sangat berbeda dengan pola pendidikan di eropa dan negara maju lain diberbagai belahan dunia ini. Untuk memperlajari satu angka delapan (8) saja kepada anak-anak sampai dua atau tiga semester, sehingga anak-anak bisa mengkreasikan angka delapan itu ke berbagai bentuk dan keinginannya, sehingga angkat 8 itu benar-benar tertancap dalam hati mereka.
Pola-pola pendidikkan seperti itu, kata Anas, akan terbentuk karakter anak yg beretika. Misalnya, ketika seseorang tamu yang berkunjung kesekolah mereka ingin bertanya, kepada seorang siswa yang sudah berusia belasan tahun, sebelum menjawab pertanyaan – si siswa akan bertanya kepada gurunya dulu, apakah dia boleh menjawab atau tidak permintaan orang tersebut. (Helmi Hass)
Pernyataan tersebut disampaikan, Wakil Ketua Binawasa Kwarda Pramuka Aceh, Drs Anas M Adam M.Pd pada pembukaan Kursus Pelatih Pembina Pramuka Dasar (KPD), Selasa (24/12) malam di Hotel Jeumpa, Lhoong Raya Banda Aceh.
Keberadaan gerakan pramuka di sekolah, sebut Anas, sangat penting terus dikembangkan dalam rangka membangun karakter dan akhlak anak didik kearah yang lebih baik . Selama ini, anak-anak di sekolah dipaksakan menghafal semua mata pelajar, sehingga apa yang dipelajari di sekolah tidak pernah tertanam dalam hati nurani mereka.
“Pola pendidikan di Indonesia banyak dan berat, sehingga sangat membebani anak didik. Anak-anak tidak enjoy dalam menerima ilmu – setelah diteliti, ternyata ada pelajaran yang seharusnya diajarkan di SMP atau di SMA seperti pelajaran Himpunan, malah diberikan di untuk SD. Ini sebuah kekeliruan yang harus segera diperbaiki,” kata Anas M Adam yang juga Kepala Dinas Pendidikan Aceh.
Sangat berbeda dengan pola pendidikan di eropa dan negara maju lain diberbagai belahan dunia ini. Untuk memperlajari satu angka delapan (8) saja kepada anak-anak sampai dua atau tiga semester, sehingga anak-anak bisa mengkreasikan angka delapan itu ke berbagai bentuk dan keinginannya, sehingga angkat 8 itu benar-benar tertancap dalam hati mereka.
Pola-pola pendidikkan seperti itu, kata Anas, akan terbentuk karakter anak yg beretika. Misalnya, ketika seseorang tamu yang berkunjung kesekolah mereka ingin bertanya, kepada seorang siswa yang sudah berusia belasan tahun, sebelum menjawab pertanyaan – si siswa akan bertanya kepada gurunya dulu, apakah dia boleh menjawab atau tidak permintaan orang tersebut. (Helmi Hass)