Oleh M Haris SA
Banda Aceh, 24/12 (Antara) - Kejaksaan Tinggi (Kejati) Aceh meraih penghargaan Sidhakarya 2013 atau sebagai kejaksaan terbaik dengan prestasi juara harapan dua se Indonesia.
"Artinya, Kejati Aceh masuk lima besar kejaksaan tinggi berprestasi terbaik. Ini prestasi membanggakan bagi Kejati Aceh," kata Kepala Kejati Aceh TM Syahrizal di Banda Aceh, Selasa.
Penghargaan Sidhakarya dinilai berdasarkan kinerja dalam penanganan seluruh perkara, baik korupsi, maupun pidana umum lainnya dan kasus perdata, intelijen dan sebagainya.
Penilaian kinerja tersebut, dibandingkan dengan pencapaian serapan anggaran. Hasilnya, Kejati Aceh masuk lima besar kejaksaan tinggi yang memiliki kinerja terbaik di Indonesia, kata dia.
TM Syahrizal mengakui, selama ini Kejaksaan Tinggi Aceh memiliki keterbatasan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas sumber daya manusia yang ada.
Namun begitu, kekurangan tersebut tidak menjadi hambatan dalam meningkatkan kinerja. Keterbatasan tersebut dioptimalkan, sehingga Kejati Aceh mampu meraih prestasi terbaik.
"Penghargaan serupa juga pernah diraih Kejati Aceh pada 2011. Saat itu, Kejati Aceh masuk peringkat enam. Tahun ini masuk lima besar," kata TM Syahrizal.
Ia mengatakan, penghargaan tersebut tidak terlepas dari peran serta 22 kejaksaan negeri dan dua cabang kejaksaan negeri di lingkungan Kejaksaan Tinggi Aceh.
"Kami mengimbau kejaksaan negeri maupun cabang terus bekerja meningkatkan kinerja seoptimal, sehingga penghargaan serupa bisa dipertahankan dan ditingkatkan," kata TM Syahrizal.
"Artinya, Kejati Aceh masuk lima besar kejaksaan tinggi berprestasi terbaik. Ini prestasi membanggakan bagi Kejati Aceh," kata Kepala Kejati Aceh TM Syahrizal di Banda Aceh, Selasa.
Penghargaan Sidhakarya dinilai berdasarkan kinerja dalam penanganan seluruh perkara, baik korupsi, maupun pidana umum lainnya dan kasus perdata, intelijen dan sebagainya.
Penilaian kinerja tersebut, dibandingkan dengan pencapaian serapan anggaran. Hasilnya, Kejati Aceh masuk lima besar kejaksaan tinggi yang memiliki kinerja terbaik di Indonesia, kata dia.
TM Syahrizal mengakui, selama ini Kejaksaan Tinggi Aceh memiliki keterbatasan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas sumber daya manusia yang ada.
Namun begitu, kekurangan tersebut tidak menjadi hambatan dalam meningkatkan kinerja. Keterbatasan tersebut dioptimalkan, sehingga Kejati Aceh mampu meraih prestasi terbaik.
"Penghargaan serupa juga pernah diraih Kejati Aceh pada 2011. Saat itu, Kejati Aceh masuk peringkat enam. Tahun ini masuk lima besar," kata TM Syahrizal.
Ia mengatakan, penghargaan tersebut tidak terlepas dari peran serta 22 kejaksaan negeri dan dua cabang kejaksaan negeri di lingkungan Kejaksaan Tinggi Aceh.
"Kami mengimbau kejaksaan negeri maupun cabang terus bekerja meningkatkan kinerja seoptimal, sehingga penghargaan serupa bisa dipertahankan dan ditingkatkan," kata TM Syahrizal.
