Tips Dan Trik

PECAPP: Aceh Ulangi Kekeliruan Perencanaan Pembangunan

Ilustrasi [sumber nuca.co]


Banda Aceh, 28/11 (Antara) - Peneliti dari Public Expenditure Analysis and Capacity Strengthening Program (PECAPP) menyebutkan Pemerintah Aceh kembali mengulangi kekeliruan dalam merencanakan pembangunan seperti tahun-tahun sebelumnya, sehingga alokasi anggaran 2013 tidak optimal untuk kesejahteraan rakyat.
    
"Diperlukan terobosan baru dalam meningkatkan kualitas perencanaan yang menjawab kebutuhan dan tantangan," kata Advisor PECAPP Prof Dr Raja Masbar pada diskusi publik "Belanja Publik Aceh 2013, Mengulang Kekeliruan" di Banda Aceh, Kamis.
    
Ia menyebutkan, dana yang diterima Aceh pada tahun 2013 meningkat hampir dua kali lipat secara riil jika dibandingkan dengan tahun 2007, yakni mencapai Rp25,5 triliun yang terdiri dari penerimaan pemerintah provinsi sebesar Rp10,1 triliun dan pemerintah kabupaten/kota Rp15,4 triliun.
    
Peningkatan penerimaan berasal dari transfer pemerintah pusat, terutama dari dana alokasi umum (DAU) dan dana otonomi khusus yang terhitung meningkat sebesar 12 persen dari tahun 2012.
    
Sejak tahun 2008 hingga akhir 2013, Aceh telah menerima lebih dari Rp100 triliun, yang menempatkan Aceh sebagai salah satu daerah terkaya dengan tingkat penerimaan perkapita ke lima tertinggi di Indonesia, terhitung sebesar Rp5,5 juta. Penerimaan perkapita rata-rata daerah lain hanya sebesar Rp4,2 juta.
    
Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh itu menyatakan, dukungan dana belum mampu dimanfaatkan oleh Pemerintah Aceh untuk merencanakan pembangunan kearah yang lebih baik.
    
Dikatakan, untuk tahun 2013, malah mengulangi kekeliruan perencanaan yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, misalnya kekeliruan di bidang infrastruktur, pembangunan jalan belum mempertimbangkan kebutuhan jalan dan populasi.
    
Perencanaan anggaran belum berdasarkan data, sebagian jalan di wilayah barat selatan Aceh banyak berada dalam kondisi rusak namun belum menjadi prioritas dalam anggaran. Hal yang sama tersebut terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, katanya.
    
Sama halnya dengan sektor pendidikan, meski ruang kelas sudah memadai sejak 2010, tapi perencanaan 2013 masih berorientasi pada pembangunan fisik. Pembangunan fisik primer dan sekunder mencapai Rp411 miliar atau 44 persen, antara lain gedung sekolah dan ruang kelas baru (RKB) dengan alokasi dana sebesar Rp204,6 miliar atau 22 persen dari keseluruhan belanja pendidikan.
    
Sedangkan alokasi dana untuk peningkatan mutu sekolah, mutu siswa, dan mutu guru serta tenaga kependidikan terhitung sebesar Rp288 millar atau 31 persen.
    
Raja Masbar juga mengungkapkan adanya kekeliruan dalam perencanaan sektor kesehatan 2013 yang terulang seperti tahun lalu, misalnya alokasi belanja kuratif yang menjadi prioritas dibandingkan preventif.
    
Alokasi untuk kuratif terhitung sebesar Rp735 miliar atau 66 persen dari belanja sektor kesehatan Provinsi Aceh, sedangkan belanja supportif seperti untuk kegiatan perkantoran dan belanja tidak langsung juga terhitung meningkat, tercatat sebesar Rp239 miliar atau 22 persen, sedangkan belanja preventif (pencegahan) masih tergolong rendah, hanya sebesar Rp26 miliar atau 2 persen. Sisa selebihnya adalah untuk program preventif-kuratif.
    
PECAPP menilai kekeliruan perencanaan terjadi akibat kegagalan menterjemahkan prioritas kebutuhan pembangunan (berdasarkan data), dengan cita-cita serta kepentingan lainnya.
   
 "Analisis yang tepat belum menjadi dasar kebijakan dalam belanja anggaran," ujar Raja Masbar.
    
Menurutnya, fungsi diskusi publik yang dilaksanakan PECAPP adalah untuk mengingatkan agar pengambil kebijakan dapat merencanakan pembangunan lebih baik ke depan.
    
Ia menyatakan, pihaknya merekomendasikan agar belanja publik ke depan harus berdasarkan analisis yang tepat terhadap kebutuhan dan tantangan, sehingga meminimalisir kekeliruan belanja.
    
"Diperlukan komitmen politik yang kuat antara eksekutif dan legislatif," kata Raja Masbar.
    
Sementara itu Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi di Bappeda Aceh Zulkifli mengatakan kekeliruan yang terjadi dalam perencanaan di masa lalu dan tahun ini akan terus diperbaiki, sehingga menjadi lebih baik pada 2014.
    
Dia mengakui adanya kelemahan perencanaan, yang dapat dilihat salah satunya pada belum maksimalnya realisasi anggaran 2013, yakni baru sekitar 60 persen, padahal sudah akhir November.
    
Menurut Zulkifli, pihaknya terus membenahi ketersedian data-data dan usulan perencanaan pembangunan dari bawah, melalui musrembang misalnya, untuk memaksimalnya capaian pembangunan di masa mendatang.

Share this post :
Tips Dan Trik
Tips Dan Trik
 
Design By Gamiah | CSS | Support
Copyright © 2013. Antara Aceh
Pedoman Media Siber
REDAKSI