Jakarta (ANTARA News) - Masyarakat Indonesia umumnya merasa
nyaman dengan kondisi keuangan mereka saat ini, menurut hasil survei
perusahaan riset global, Kadence International.
“Meski di tengah inflasi yang tinggi, tapi orang-orang
Indonesia sangat positif. Mereka nyaman dengan kondisi finansial mereka saat
ini,” kata Managing Director Kadence Indonesia, Vivek Thomas, di Jakarta, Rabu.
Dari total responden tiga ribu orang yang berasal dari
berbagai daerah di Indonesia, survei Kadence menyebutkan 56 persen responden merasa
nyaman dengan kondisi keuangan mereka dan sebanyak 74 persen menyatakan
optimistis dengan kondisi ekonomi Indonesia di masa depan.
“Persepsi mereka di masa depan juga cukup tinggi yakni 74
persen,” katanya.
Menurut dia, optimisme masyarakat tersebut karena dua kali
krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada 1998 dan 2008, yang kemudian ekonomi
Indonesia dapat bangkit kembali sehingga masyarakat percaya di masa depan
kondisi ekonomi Indonesia bisa lebih baik.
Dalam riset itu pihaknya mengkategorikan segmen masyarakat berdasarkan
pola konsumsinya ke dalam empat segmen yakni Deep Pocket, Pragmatic, On Edge
dan Broke.
Vivek menjelaskan Deep Pocket merupakan kelompok yang
menabung lebih dari Rp2 juta per bulan dari penghasilannya. Pragmatic adalah
kelompok yang menabung sebesar Rp1 juta hingga Rp2 juta per bulan.
Sementara On
Edge adalah kelompok yang menabung nol hingga Rp1 juta per bulan. Sedangkan Broke
yakni kelompok yang pengeluarannya lebih besar dari pendapatan sehingga
mengalami defisit mencapai rata-rata sebesar 35 persen.
Dia menambahkan, tingkat kenyamanan kondisi keuangan pada
masyarakat pedesaan ternyata lebih tinggi daripada masyarakat perkotaan.
“Di
pedesaan, meski pendapatannya lebih kecil, tingkat kenyamanan kaum rural
terhadap kondisi keuangan mereka lebih tinggi dari masyarakat kota,” katanya.
Begitupun cara pandang masyarakat pedesaan dalam melihat kondisi
ekonomi Tanah Air di masa depan yang lebih tinggi tingkat optimistisnya dibanding
masyarakat kota.
Di sisi lain, menurut Vivek, dengan semakin meningkatnya
urbanisasi, pola konsumsi masyarakat pedesaan semakin serupa dengan masyarakat
perkotaan, namun dalam jumlah yang lebih sedikit.
“Masyarakat perkotaan memiliki total pengeluaran rata-rata
Rp4,4 juta per bulan, sementara rata-rata pengeluaran masyarakat pedesaan per
bulan yakni Rp3,7 juta,” kata Vivek.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © 2013